Sunday, July 15, 2007

Addicted To Weblog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia (2005)








Rating:★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Labibah Zain

                            Mengawali membaca buku ini, saya tidak melewatkan kata pengantar yang (biasanya, kalau saya membaca buku..) saya artikan sebagai ‘pegangan’ untuk membaca sebuah buku dengan lebih seksama. Kata pengantar akan saya baca di awal dan mengulang membacanya kembali setelah selesai.




Addicted to Weblog adalah judul buku yang berisi kumpulan cerpen Labibah Zain aka maknyak (-nya Blogfam). Buku ini disertai judul ‘kecil’: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia. Bekerja sama dengan seorang Labibah dalam penyusunan 2 buku komunitas Blogfam di tahun 2006 kemarin, saya bisa cukup ‘paham’ mengapa ada judul utama dan judul tambahan. Jadi tak perlu ditanyakan lagi mengapa judul buku ini tidak menggambarkan isi keseluruhan buku: karena judul ini adalah salah satu judul cerpen dari kumpulan tersebut.


Satu: Addicted to Weblog: Kisah Perempuan dalam Dua Dunia

Cerpen ini telah berhasil membawa nama-nama perempuan yang dikenalnya lewat dunia maya. Malah ada si pemakai kata ‘basgur’ je. (cetuk!). dan juga membawa nama komunitas Blogger Family dalam rangkaian kata yang ada. Yes!
Perempuan dalam 2 dunia yang diceritakan, adalah perempuan yang punya kehidupan di alam nyata sebagai istri dan ibu dari 2 anak; perempuan yang mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan kewajibannya. Dan dunia yang satu lagi adalah dunia maya yang baginya memberikan sentuhan lain, sentuhan yang berbeda tapi menarik. Melalui dunia ini, perempuan ini ingin menjalankan haknya. Hak untuk punya waktu bagi diri sendiri.
Akhir cerita adalah rangkaian kata yang ‘ngageti’, baik dalam menyambungkan awal dan akhir yang terkesan dadakan atau terburu-buru maupun ‘ngageti’ karena adanya kenangan atas seorang bunda yang para blogger kenal. Dia yang pergi meninggalkan 2 anaknya.


Dua: Perempuan dan Lelaki Maya

Munculah nama Sinta. Nama ini tidak hanya saya temukan di satu cerpen saja. Labibah (doh, ga enak amat make nama beneran nulisnya haha..) sepertinya merangkaikan kata berdasarkan pengalamannya dalam dunia chatting. Keunikan di dunia maya selalu bisa menjadi bahan penceritaan, namun toh ada keterkaitan dalam kehidupan di dunia non maya. Cerpen ini ingin menunjukkan perempuan yang bisa ‘mempermainkan’ kaum lelaki, perempuan pun bisa menjadi di posisi yang melemahkan lelaki. Hanya saja, Sinta masih menjadi perempuan yang tidak beruntung walaupun kata ‘menaklukkan’ bisa dilakukannya di dunia maya. Di sisi lain, Perempuan dan Lelaki Maya menjadi sentakan bagi pembaca, “Wah, buku ini untuk kalangan dewasa ya.”


Tiga: Perempuan dalam Kegelapan

Petty nama perempuan itu dan chatting kembali menjadi ‘sebab’ perubahan perjalanan hidup. Memasukki cerpen ketiga, saya mulai merasakan ada 'panas' yang menjalar hehe…, dan makin nampak bahwa buku ini untuk yang sudah dewasa.


Empat: Perempuan itu bernama Sinta

Nah kan. Sinta lagi. Ada Sinta dan makin ‘panas’. Bercinta di dunia maya.
Yang saya bahasakan sebagai: masturbasi bersamaan. hihi..


Lima: Perempuan dalam Dua Etalase

Sinta ke-3, Sinta yang mesti mengikuti ajakan para blogger belakangan ini:
“Jangan bugil di depan kamera.”


Enam: Perempuan 17 tahun

Perempuan ini tidak berkelana di dunia maya. Setidaknya itu yang saya tahu, entah kalau ada hal yang tidak saya ketahui. Dia ada di dunia nyata dan menjadi tokoh dengan pengalaman yang menarik. Ah perempuan, di tangan seorang Labibah, kau menjadi seorang korban. :(


Tujuh: Perempuan di Sudut Taman

Sebelum mempunyai buku ini, seorang teman sempat membisikkan contekan: “Kamu pasti tahu siapa yang diceritakan di sana.”
Sebuah contekan yang sempat bikin ingin tahu banget. Dan, iya, saya bisa menebaknya. Di cerita ini hanya ada satu tokoh yang digambarkan, tapi jika memperhatikan adanya kejadian yang berbeda, saya yakin, ini bukan bercerita tentang satu tokoh hehe.. Tapi yah, bagaimanapun juga hanya si penulis yang tahu.
Apakah akan ada Lelaki di Sudut Taman, Mak? Ataukah akan bertambah sifat/karakter dari si Perempuan ini? Cerpen ini masuk dalam kategori dunia maya, yang dibungkus dengan sangat memikat.


Delapan: Perempuan Pengusung Tradisi

Membaca cerpen ini mengharuskan saya membuka halaman tambahan yang ada di belakang. Banyak istilah Arab yang mesti saya ketahui artinya sebelum meneruskan membaca. Sebuah cerita yang menjelaskan akan kehidupan sebuah tradisi yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya.

---

Mengulang kembali membaca kata pengantar yang ditulis oleh Maman S Mahayana, saya bisa memahami kenapa beliau menyatakan, “Ada kisah-kisah aneh yang entah berada di dunia mana, tetapi ada pula kisah yang terasa sangat dekat dengan pengalaman kita.” Saya bisa mengerti mengapa ada kata ‘aneh’, karena tidak semua mengenal dunia yang maya tersebut. Dan mengapa beliau kehilangan ‘jejak’ di cerpen ke tujuh, karena beliau berada jauh dari salah satu dunia yang Labibah geluti.

Terakhir, saya bisa menjawab tanya beliau: “Persoalannya kini, apakah ia (Labibah) punya napas pajang untuk menunjukkan kualtias dirinya dalam karya-karya berikutnya, atau ia selesai sampai di sini.”
2 tahun setelah buku ini terbit, saya bisa menjawabnya: "Punya, ia punya napas panjang. Sangat panjang malah, hingga tugas sekolah hampir terbengkalai." *pasang helm grak!*

Sukses terus, Mak!!!

Link: Cerpen-cerpen Labibah yang lain.


No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...