Monday, March 05, 2012

Serbuan Maut - The Raid


Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure

Sutradara : Gareth Evans
Skenario: Gareth Evans
Pemain: Iko Uwais, Ananda George,Ray Sahetapy, Yayan Ruhian


Setelah sekian lama, akhirnya menulis juga. :)

Hanya 4 hari sebelum pemutaran film, ada informasi tertulis di ruang komunitas Indonesia: "Nonton bareng! Pemutaran film Serbuan Maut. Pemainnya Iko Uwais," kira-kira demikian.

Berhubung kami hanya bisa meraba apa sih film ini, siapa sih pemainnya, jadilah om Gugel menjadi sumber informasi.

Dengan tidak mempunyai cerita awal, (salah sendiri gak sempet liat cuplikannya), terkaget-kagetlah saya ketika melihat adegan pembuka. Bukan, bukan saat Tama (Ray Sahetapy) makan Indomie. Yang itu sih bikin tersenyum simpul. Tapi sesudahnya, selesai Tama makan Indomie.

"OH MY GOD!!!" ...
Kalimat selanjutnya yang terpikirkan: "Duh, salah nonton film. Ini bukan film saya!"

Tapi ya mau gimana lagi, mosok ya mau keluar. Apa kata dunia. :D
Dan tetap duduklah saya, berusaha mengikuti alur cerita yang ada.

Idenya sederhana. Sebuah misi penyerbuan petugas ke sarang penjahat, di sebuah kompleks apartemen. Kompleks apartemen berlantai 15 ini isinya bukan hanya para penjahat, tapi juga penduduk biasa.
Sayangnya, misi ini tanpa diketahui markas besar. Perintah hanya datang dari seorang letnan. Jadi, ketika pada akhirnya mereka terkurung, tak ada lagi bantuan yang datang. Mereka harus berusaha sendiri keluar atau mati sia-sia atau mati tanpa sia-sia.

Dan di situlah inti film ini. Pertarungan hidup dan mati. Dengan senjata, golok, pisau atau apa saja yang tajam yang bisa melukai atau mematikan dan tentu saja juga dengan tangan kosong. Bagi mereka yang tidak suka dengan kekerasan dan menghindari menyaksikannya langsung, baiknya ndak usah nonton film ini ya.

Toh, tontonan yang ada memperlihatkan betapa kompaknya teknik pengambilan gambar dan aksi yang ditampilkan. Coba bayangkan: sepinter apapun seorang aktor/aktris bisa berciat-ciat, loncat sana, tendang sini, tebas sana (aih!), tusuk sini (rrr!) tapi kalau teknik pengambilan gambar tidak mendukung untuk menampilkan itu dalam sebuah adegan film, ya tetap saja, tidak akan 'enak' ditonton.

Serbuan maut sepertinya lebih fokus pada teknik pengambilan gambar dan kepintaran dalam mempraktekkan pencak silat. Saya kurang mendengar adanya musik pengiring yang bisa mengimbangi. Kering. Mungkin memang sukar, mencari musik yang bisa nemeni aksi berantem.

Saya menonton film ini saat diputar di acara Jameson Dublin International Film Festival (JDIFF) tanggal 25 Februari yl. Hanya sekitar 20-an orang Indonesia yang hadir. Maklumlah karena memang jumlah orang Indonesia yang tinggal di Irlandia tidak sebanyak di Belanda. Namun, teater yang berkapasitas 400-an seats itu 3/4 nya terisi. Kami yang mengerti dan paham kehidupan (kejahatan) di Indonesia, bisa mengikuti dengan sepenuhnya jalan cerita. Namun bagi mereka yang hanya menggantungkan diri pada teks terjemahan, ide yang ada tidak sepenuhnya di mengerti. Tapi, reaksi yang wow dan tepuk tangan yang menggema sudah mewakili kalau mereka menikmati film.

Mungkin suara saya tidak seragam dengan mereka yang mengagungkan film ini. Menurut saya: sadis, tingkat tinggi. Melewati sadisnya film 300 dan Kill Bill. Tapi, saya juga mengakui, kalau film ini sudah berhasil menarik perhatian penonton yang notabene bukan orang Indonesia akan Pencak Silat. Ditambah dengan kepiawaian Gareth Evans dalam penyutradaraan, film ini menarik beberapa pertanyaan teknis dari penonton saat Q & A sesudah screening.

--

Serbuan Maut memenangkan 2 awards di JDIFF, kutipan:
"Welsh director Gareth Evans’ Indonesian martial arts film,The Raid, proved a hot favourite with both critics and audiences alike; scooping both the coveted Audience Award, and the Dublin Film Critics Circle Best Film – the first time both awards have gone to the same film" - Winners at the 2012 Jameson Dublin International Film Festival

*** Savoy

Links:
- Serbuan Maut
- The Raid

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...