Sunday, August 10, 2008

Ber - snodder


"Kalo males mo naik metro atau sepeda, aku sih naik snodder aja," seorang kolega dengan ringan berbagi cerita saat makan siang.

"Snodder?" aku mengernyit.

"Iya. Murah. Pintu ke pintu. Gampang," sambungnya lagi.

"Snodder?" masih tanya yang sama.

Dia balik mengernyit.

"Kamu tinggal di mana sih? Bukan di Amsterdam ya?"

"Bukan."

"Pantes," balasnya sambil tersenyum diikuti cekikikan kolega yang lain.

Gak menjawab pertanyaan deh.

"Snodder itu sebutan untuk taxi ilegal. Ngerti?"

"Ilegal? Maksudnya?"

"Ya si taxi ndak pake lambang apapun. Ndak pake meteran. Mobil biasa."

"Ohhh..." Ngangguk-ngangguk. "Ojek!" yang ini sih ngomong sendiri dalam hati.


Hingga akhirnya, suatu siang aku dapet kesempatan ikutan seorang kolega, naik snodder.
Sebenernya sih jarak dari kantor ke Poort (sebutan utk winkelcentrum di Bijlmer), ndak seberapa jauh. Jalan kaki juga bisa. Naik mobil sendiri bisa juga sih tp ribet nyari parkirnya.
Dus, buat si mbak kolegaku yang satu ini, snodder adalah jawaban terbaik. Apalagi jam istirahat hanya 1/2 jam untuk makan siang. Yah, lewat-lewat dikit beberapa menit. Kan kami bukan perokok yang tiap 2-3 jam mesti ngilang dari tempat duduk..

"Ikutan yuk."

Jadi deh. Nungguin si snodder di luar pelataran parkir kantor.

"Yang pasti nyetirnya lambat. Supirnya bukan perempuan. En biasanya orangnya item," ujar mbak manis asal Ghana ini menjelaskan ciri-ciri snodder sambil tertawa.

Kontak mata pun diusahakan dengan supir-supir yang lewat.
Jika mata sudah saling bertemu (ciee..), goyangan tangan mengepal ke arah samping dilakukan olehnya.

Oooo... isyarat tertentu juga diperlukan toh.

Cukup dengan membayar 2,5 euro sekali jalan (bukan per-org loh), kami sudah sampai di tempat. Dan ber-snodder pun jadi berulang, ndak hanya sekali-dua saja.
Supirnya berkulit gelap semua. Kalo ndak dari Afrika ya dari Suriname.
Syukurlah, sampai saat ini masih aman-aman saja. Kalo kolegaku yang lain, pernah dapet supir yang sambil nge-gele... hehe.. yah bijimana yah.. Bijlmer sihhh..

Kalian pernah ber-snodder-kah?






Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...