Wednesday, March 30, 2005

jatuh cinta

kedua remaja pria berusia 17 dan 15 tahun itu saling berbisik setiap kali ada gadis yang lewat di dekat meja.

"cakep ga?" tanya sang ayah yang duduk di depan mereka.

si sulung tidak terlalu antusias menjawab,"lumayan".

"tipe dia bukan yang itu,pa," sambung si bungsu.
"yang seperti apa?" tanya si ayah.

"hmm.." si bungsu antusias ingin menjelaskan sambil melihat sekeliling restaurant, "mana,ya. gak  ada."

"yang kayak gini.." si sulung sudah mulai ingin menjelaskan.

"nah.. nah.. ini.. ini.." si bungsu menyela.
kami melihat ke arah lirikan matanya. dan tersenyum-senyum karena yang ditunjuk, sepertinya bertolak belakang dengan tipe si sulung.

"well, you can't choose with who you fall in love with," sang ayah cepat berkomentar.

"iya. siapa tau kamu nanti malah dapet yang kayak gitu," si sulung ikutan kasih komentar.

"yup. malah, mungkin dengan tangan kamu," lanjut si ayah.

"tangan saya? jatuh cinta sama tangan saya?" si bungsu mengernyitkan kening sambil memperhatikan telapak tangannya.

"iya." si ayah meyakinkan. sementara si sulung sudah mulai cekikikan.

"kok? bisa?"

si sulung menutup telapak tangan si bungsu dan membentuk sebuah genggaman. serta menggerakkan sedikit. tanggaplah dia sekarang.

"papa!!!..." si bungsu mendelik dan ikut cekikikan.

ck ck ck.

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...