Saturday, April 24, 2004

... we are who we are ...

"kenapa sih kamu jatuh cinta sama dia. apa yang kamu lihat dalam dirinya.
ga kerasa ya, kalo kamu tuh diperalat sama dia.
kok mau-maunya sih."

"kenapa tidak minta cerai aja. udah jelas-jelas nyakitin kamu,
kok bisa-bisanya kamu maafkan lagi.
hati kamu terbuat dari apa sih, kasihani diri sendiri dong."

"kenapa sih milih-milih banget. udah banyak yang suka,
malah juga baik-baik. katanya mau jadi seorang ibu
sekarang udah umur berapa?"

"kenapa sih bingung gitu. udah punya kerja, punya rumah,
suami baik, kebutuhan selalu bisa dipenuhi
masih aja menggerutu"
...
itulah penggalan ungkapan hati saat berbincang dengan teman-teman dekat, yang sering tak terucap, di kala mendengar cerita, keluhan dan curahan hati. setelah perbincangan yang kadang panjang itu, bisa terucap rasa syukur yang mendalam akan apa yang telah kudapat, jalan yang telah kupilih dan kutempuh selama ini. walau mungkin di mata orang lain tidak sehebat atau bermakna banyak. dan juga rasa syukur ternyata aku masih bisa menjadi seorang teman untuk berbagi cerita, walau juga masih perlu belajar menjadi pendengar yang baik.

...

"kenapa aku tidak kayak kamu,
kenapa kamu tidak seperti aku,
kenapa pikiran kamu begitu,
tidak begini?"

yah.. pada akhirnya.. we are who we are.

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...