Monday, March 15, 2004

Nomer 16

Baru saja aku menerima telpon :
"Hallo, goede morgen."

"Morgen."

"Hoe is 't met jou?"

"Goed."

"Luister even, jika kamu dalam kesulitan atau perlu teman untuk bicara. Kom alsjeblieft, naar ons toe. Rumah kami selalu terbuka. Ga usah ragu. Mungkin sekedar koffie drinken"

Duh.. terkejut juga dengar seperti ini.




"Met wie spreek ik?"


"Oh ja, kami tinggal di nomer 16. Ingat?"

"Ah ja, dank u wel. Veel bedankt."

"Nou, je weet waar we zijn. Nog prettige dag."

Wah, langsung terharu dengernya. Tetanggaku ini pasangan opa dan oma. Selalu baik kepada kami. Kalo ketemu di supermarket atau di jalan, pertama yang ditanya tentang apakah aku betah, apakah senang tinggal di sini. Kepindahan kami memang belum lama. Benar-benar terharu dan senang rasanya diperhatikan demikian; apalagi dengan seseorang yang jarang kami ajak bicara walaupun tetangga hehe... Obrolan di atas adalah ajakan untuk mampir ke rumah mereka jika ada masalah atau ada perlu. Sepertinya mereka tahu aku sedang sendiri saat ini.

Mmm.. mungkin nanti sore aku akan mampir.

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...