Thursday, February 01, 2007

Four Seasons in Belgium





Rating:★★★
Category:Books
Genre: Romance
Author:Fanny Hartanti


Penerbit: Gramedia
Harga: Rp. 35.000,00
Ukuran: 13,5 x 20 Cm
Tebal: 232 Halaman
Terbit: Juli 2006

Membaca buku Four Seasons in Belgium, mengajak ingatan saya ke masa awal menginjakkan kaki di Belgia. Kemudian membandingkan tokoh Dewi Andin yang serba 'punya' tapi melihat kehidupan baru dengan keluhan. Serba punya, karena Andin punya pekerjaan, tinggal di kota besar, dan lingkungan yang mudah dijangkau. Lalu saya tertawa sendiri, ternyata, saya masih seperti dulu, seperti tokoh Andin yang senang membandingkan kehidupan yang baru dijalaninya dan kehidupan yang yang jauh berbeda di tanah air. Ah, manusia ya.. senangnya membandingkan.

Sinopsis cerita dapat kalian baca di blog sang penulis. Setelah menjadi salah satu tamu saat pertemuan di kediaman (mami-papi-nya) Alyssa ini dan membeli bukunya 20 Januari lalu, saya berjanji akan membuat review buku ini. (dudud, kenapa ga minta tanda tangan ya? haha... Fannn.. hayo ke belanda! Makan mie tek-tek, nasgor kambing, siomay di sini yuukkk..)

Sebuah perjalanan panjang untuk menyelesaikan membaca FSiB. Buku yang sebenarnya sayang sekali jika dibaca sepotong-potong ini, terpaksa saya lakukan. Karena hanya sempat dibaca saat pergi dan pulang kerja, di kereta. Jarak Hoofddorp-Amsterdam-Hoofddorp yang hanya 25 menit benar-benar membuat FSIB menjadi sebuah sinetron bersambung harian, kecuali sabtu-minggu. Dan 6 halaman terakhir saya baca ketika tadi menanti jam buka zaal utk menonton film Pursuit of Happyness. :)

Menyantap FSiB halaman demi halaman seperti melihat sosok Andin dalam diri Fanny (eh.. atau Fanny dalam diri Andin ya?). Walaupun saya hanya sempat bersilaturahmi 2-3 jam an, toh kesan itu yang saya dapati. hihi.. Tapiii.. bukan nasib yang dialami Andin loh ya.
Mungkin karena buku ini seperti sebuah buku harian seorang tokoh yang berkarakter demikian, atau bahkan seperti membaca sebuah blog yang berisi keseharian, jadi sangat mudah untuk dimirip-miripkan. hihi... lagii..
Bagian-bagian dari buku ini seperti mewakili buku harian para perempuan yang 'terdampar' di negeri eropah dengan berbagai alasan. Perempuan yang mengalami sebagian besar pengalaman harian seperti masalah cuaca, berpakaian, menjadi mandiri, dsb yang Andin alami. Yang mungkin saja hadir di blog para perempuan tsb *kalau punya blog sihh..*

Gaya menulis yang ada sangat ringan tapi dapat membawa emosi pembaca ke berbagai tingkatan. Walaupun kadang ada kernyitan dahi saat membaca, toh.. saya menikmatinya.

Selamat, Fan!!! Ditunggu buku selanjutnya. :)


No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...