sayangnya, saya sedang tidak berada di tanah air. saya kurang bisa mengikuti perbincangan yang ada di antara beberapa kalangan tentang makin maraknya buku-buku lendir. saya tidak tahu bagaimana awal penggunaan kata lendir ini untuk sebuah buku. tapi karena beberapa menyebutnya dengan buku-buku yang berisi dadaisme dan vaginaisme, saya jadi bisa menebak kira-kira isinya seperti apa. heran, kenapa bukan penis-isme ya. yang entah ada atau tidak istilah itu.
tapi, saya tidak perlu berada di tanah air untuk bisa mengikuti perkembangan munculnya blog-blog baru yang bertema, bertutur dan menyampaikan isi secara vulgar, menggantikan kata lendir di atas, kisah di sekitar selangkangan. *oeps, maap*
alasan pembuatan pastinya beragam, tujuannya pun demikian. bahkan tanggapan yang ada juga beraneka. kembali kepada pembaca, suka ya baca, tidak suka ya tidak usah mampir. tapi kalo selalu ingin tahu, tidak dilarang untuk mengintip. ehem.
update: artikel tentang buku-buku lendir di satu, dua dan tiga
No comments:
Post a Comment