Monday, December 27, 2004

desember kelabu

doaku tuk mereka yang berpulang dalam sekejap
yang meratap kehilangan terkasih
yang pedih, hampa,...

bantu kami menapaki jalan
yang Kau gariskan
walau tanya menyesak jiwa

turut berduka

update 28/12:
perpanjangan berita dari BlogFam. teman-teman dari BF, silahkan baca tentang Posko BF untuk sumbangan Tsunami
.

Friday, December 24, 2004

Hari Kelahiran

Aku teringat akan kata-kata yang terucap kepada seorang sahabat, "Rayakan hari kelahiranmu karena itulah hadiah paling berharga dari kedua orang tua, terutama dari ibu. Kamu hadir di dunia karena mereka."
Kata-kata itu mengalir lancar ketika membicarakan Ibu kami yang telah berpulang. Dan menurutku, mengistimewakan hari kelahiran adalah salah satu bentuk berterimakasih padanya. Walaupun pada kenyataannya, ehm... sudah lama aku tak mengistimewakan hari kelahiran. Mungkin, karena bagiku setiap hari adalah istimewa.

Monday, December 13, 2004

Dari Waktu ke Waktu

"Perjalanan ini membawa ingatan akan beberapa tahun lalu," ujarku tanpa menoleh.

Pemandangan di luar jendela kecil yang penuh dengan bongkahan awan, selalu menarik perhatian. Aku pecinta awan.

"Oh ya? Kejadian apa?" sentuhan tangan dan bisikan lembut membuatku berbalik menatapnya penuh arti.

"Iya. Awal sebuah perjalanan panjang memulai dunia baru. Ingat?"

Thursday, December 09, 2004

lately

my mind is full withthese words
being an adult and
being a mature person

what do these words mean to you?

di tengah hiruk pikuk dunia blog

Monday, December 06, 2004

the other family

nama aliasnya biji family sejak bergabung, saya jadi latah menggunakan biji
bijimana ini. bijimana bisa bijini. bijitu.
tolong!
saya terkontaminasi penyebaran biji

ah ya, selamat ulang tahun biji family
oeps.. kepleset.. selamat ulang tahun Blogger Family
yang makin hari makin beraneka ragam

terimakasih para founder dan co-founder
juga semua yang menjadi anggota keluarga ini
yang semakin menyamarkan
akan arti kesendirian

Wednesday, December 01, 2004

yang berpulang

salah satu kebiasaan saya yang entah kapan bermula adalah memperhatikan halaman berita duka di lembaran koran gratis yang saya terima setiap hari selasa. saya perhatikan umur berapa mereka berpulang, mengira-ngira kenangan apa yang telah mereka lewati, dan membayangkan bagaimana wajah mereka. masih muda ataukah sudah dihiasi kerut pengalaman. dan mengira-ngira apakahkah wajah terakhir itu yang akan terpatri dalam kenangan mereka yang ditinggalkan. kemudian, akan membuat saya tersenyum mengingat wajah-wajah yang terkasih.
---

Featured Post

Sebuah Dialog Diam

Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...