Bukan hanya sekali, dua kali, atau bahkan sepuluh kali terjadi. Aku hanya tersenyum, menarik napas perlahan sebelum menjawab. Entah mengapa kulit dan wajah ini seakan memberi kesan bahwa aku mengerti bahasa mereka. Padahal kata-kata yang keluar, sama sekali tak kumengerti.
"I’m sorry. I don’t understand."
"Oh, sorry. All together… " kasir menyebutkan angka yang harus kubayar.
Friday, January 21, 2005
Tuesday, January 11, 2005
Lomba Menulis Cerpen ala Blogfam
Kali ini berisi banner kecil dengan informasi yang menarik
bagi teman-teman yang tergabung dalam BlogFam
dan suka mencoba untuk menulis.
Gunakan kesempatan ini :)
Klik saja di sini ya :
bagi teman-teman yang tergabung dalam BlogFam
dan suka mencoba untuk menulis.
Gunakan kesempatan ini :)
Klik saja di sini ya :
Tuesday, January 04, 2005
aku dan sang matahari
kuikuti lagi gerak mu
kali ini melangkah ke lingkaran masa depan
adakah panasmu menyengat?
ataukah hanya sinar yang menerangi?
sampai ketemu esok hari
here i come, indon... hmm... I WISH!
oh ya, met taun baru (juga).
dan sekali lagi,
maaf jika telat berkunjung balik
kali ini melangkah ke lingkaran masa depan
adakah panasmu menyengat?
ataukah hanya sinar yang menerangi?
sampai ketemu esok hari
here i come, indon... hmm... I WISH!
oh ya, met taun baru (juga).
dan sekali lagi,
maaf jika telat berkunjung balik
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Sebuah Dialog Diam
Kereta bergerak menyusuri alur, mendendangkan irama perjalanan. Gelap di luar memperjelas pantulan wajah di kaca. Ada aku dan dia, sang b...
-
Sahabatku tersentak ketika kemarin obrolan kami berbeda dari biasanya. Aku banyak bicara tentang kematian. Dulu, aku selalu menghindar. M...
-
antara ingin membereskan goresan hati dan ingin melihat dewa ruci maaf, jika tampilan di sketsa hati tidak seperti hari yang lalu untuk s...